Kamis, 29 Januari 2015

Materi Mata Kuliah Teori Komunikasi Tentang Komunikasi Publik


A.     Definisi Komunikasi
Secara Etimologis kata komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata Communication yang berasal dari kata Latin Communicatio yang bersuber dari kata Communis yang berarti sama,sama disini adalah sama makna. Definisi yang di kumpulkan oleh Dance (1970).
Definisi Komunikasi menurut Para Ahli :
1)      Harold Lasswell
“Who Says Wahat In Which Channel to Whom With What Effect?”
Artinya : “Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?”
2)      Theodore M Newcomb
“Komunikasi adalah setiap tindakan komunikasi dipandang sebagi suatu tranmisi informasi yang terdiri dari rangsangan yang diskriminatif dari sumber kepada penerima.”
3)      Evereet M Rogers
“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”
4)      Sukanto Reksodiprojo
“Komunikasi adalah usaha untuk mendorong orang lain untuk menginterpretasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut serta diharapkan di peroleh titik kesamaan untuk pengertian.”

Dari pendapat-pendapat tersebut maka dapa disimpulkan bahwa Komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara sesama manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung.

B.     Definisi Publik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan Publik sebagai orang banyak (umum). Sedangkan dalam bahasa Inggris, Publik diserap dari kata Public artinya milik bangsa, negara atau komunitas dalam jumlah yang besar atau dipertahankan atau digunakan oleh masyarakat/komunitas secara keseluruhan. Publik juga berasal dari bahasa latin Publicus yang artinya kedewasaan, dalam pengertian tentang pelajaran ini adalah membawa ide kepada masyarakat.
Definisi Publik menurut Para Ahli
1)   Niels Mulder
“Publik adalah pihak yang menerima, dan karena pembangunan ekonomi adalah tujuan kebijakan yang paling menonjol, maka bisnis dan negara atau politik uanglah yang menjadi pemain utama dalam gelanggang politik.”
2)      Immanuel Kant
“Publik bukan lagi para pejabat atau institusi politis, melainkan masyarakat warga (civil society) yang kritis dan berorientasi pada kepentingan moral universal umat manusia.”
3)   Sukadji G
“Publik adalah sejumlah orang, yang dalam kesempatan tertentu, di tempat tertentu, akan berkomunikasi dengan kita.”
4)      Latipah Hendrati
“Publik adalah komunitas masyarakat tertentu.”

C.    Definisi Komunikasi Publik
Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut model retoris.[1] Filosof Yunani, Aristoteles adalah tokoh paling dini yang mengkaji komunikasi, yang intinya adalah persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan model komunikasi verbal pertama. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembiacaraanya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya, ia mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu pembicara, pesan, dan pendengar.
Fokus komunikasi yang ditelaah oleh Aristoteles adalah komunikasi retoris, yang kini lebih dikenal dengan sebutan komunikasi publik atau pidato.[2] Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda, argument anda, dan dengan memainkan emosi khalayak. Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persuasif dalam komunikasi public meliputi, isi pidato, susunanya, dan cara penyampaianya. Aristoteles juga menyadari peran khalayak pendengar. Persuasi berlangsung melalui khalayak ketika mereka diarahkan melalui pidato itu kedalam suatu keadaan emosi tertentu.[3]
Definisi Komunikasi Publik menurut para ahli :
1)      Hennessy (1975:1)
“Komunikasi publik/opini publik merupakan suatu kompleksitas pilihan-pilihan yang dinyatakan oleh banyak orang berkaitan dengan sesuatu isu yang dipandang penting oleh umum.”
Menurutnya, defenisi ini relatif lebih bersifat akademik dan berbeda dari definisi-definisi yang pada umumnya yang digunakan oleh para politisi. Ia juga menambahkan bahwa opini publik itu selalu melibatkan banyak orang yang tertarik untuk memikirkan sesuatu isu dalam waktu yang cukup panjang. Meskipun demikian, istilah “publik” sendiri tidak selalu ditentukan oleh banyak jumlah orang yang menganut opini tersebut. Istilah “Publik” justru diukur oleh apakah sesuatu opini itu menyangkut isu publik atau tidak. [4]
2)      Hageman
“Komunikasi publik adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar dan majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang melembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat.[5]
3)      De Vito dalam bukunya yang berjudul “Communicology: An Introduction to The Study of Communication.”
“Komunikasi publik adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luar biasa banyaknya (termasuk kepada siswa) atau semua orang yang membaca dan menonton.[6] Komunikasi publik adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual.[7]

           
Dari beberapa pendapat tentang komunikasi publik diatas, Komunikasi Publik adalah salah satu tipe dari komunikasi yang menunjukan suatu proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan oleh sumber/komunikator di depan khalayak yang lebih besar  atau masyarakat dan dalam situasi tatap muka.
D.    Unsur-unsur dalam Komunikasi Publik

1)      Sumber/Komunikator
Adalah pembuat atau pengirim pesan informasi. Sumber ini bisa terdiri dari 1 orang ataupun bisa juga dalam kelompok misalnya dari Partai,Organisasi. Komunikator atau sumber dalam komunikasi publik dapat diakukan oleh siapa pun, dapat pula dilakukan oleh seorang komunikator publik profesional. Mereka yang termasuk Komunikator Publik Profesional antara lain, manager dan staf PR/Humas, wartawan, penyiar radio, presenter, penyaji ramalan cuaca, dan sebagainya.
2)      Pesan
Adalah sesuatu yang disampaikan oleh sumber/komunikator kepada penerima/komunikan. Penyampaian pesan dalam komunikasi publik ini berupa ide atau gagasan, informasi, ajakan, dan sebagainya kepada orang banyak sebagai bentuk dari pencerahan,atau tindakan sosialisasi. Pesannya berisi pesan yang penting diketahui publik –dikenal dengan Informasi Publik. Yang dikomunikasikan menyangkut urusan publik (Public Affairs) atau yang diharapkan dapat menggugah orang banyak.
3)      Media
Adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari kominikator kepada komunikan. Sarana komunikasi publik yaitu segala saluran yang bisa menyampaikan pesan kepada publik melalui media massa,orasi pada rapat umum ,aksi demonstrasi,blog,situs jejaring sosial,kolom komentar di website/blog,e-mail, milis,sms,surat,surat pembaca,reklame ,spanduk,diskusi,dan musyawarah. Yang pasti, komunikasi publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien.
4)   Penerima/Komunikan
Adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh komunikator. Komunikan/penerima pesan dalam komunikasi publik biasanya orang-orang dalam satu organisasi,ataupun luar organisasi,dengan jumlah yang relatif besar dilakukan di sebuah tempat seperti di auditorium,kelas/ruangan,dan tempat ibadah.

5)   Efek/Pengaruh
Adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,dirasakan,dan dilakukan oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan dari komunikator. Efek atau pengaruh yang di terima oleh komunikan tentunya kearah yang lebih baik karena pesan disampaikan dalam komunikasi publik biasanya mengenai pendidikan,tindakan sosialisasi,bahkan pencerahan.
6)   Umpan balik/Feedback
Adalah suatu bentuk tanggapan balik dari komunikan/penerima setelah memperoleh pesan dari komunikator. Umpan balik dalam komunikasi publik bisa seperti pertanyaan yang diajukan ke komunikator yang memang terbatas,ataupun bisa berupa saran.

E.     Karakteristik Komunikasi Publik, yaitu :
Effendy mengungkapkan tentang karakteristik dari komunikasi publik adalah sebagai berikut:
1)      Komunikasi publik berlangsung satu arah, ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator.
2)      Komunikator pada komunikasi publik bersifat umum, karena diperuntukan kepada umum mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kelompok tertentu.
3)      Media dalam komunikasi publik menimbulkan keserempakan, kemampuanya untuk menimbulkan keserempakan kepada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.
4)      Komunikan publik bersifat heterogen. Dalam komunikasi publik, khalayak yang dituju adalah siapa saja yang bersifat heterogen atau khalayak umum.[8]
Jadi,dapat disimpulkan karakteristik komunikasi publik yaitu :
1)      Satu pihak (pendengar/komunikan) cenderung lebih pasif.
2)      Interaksi antara sumber dan penerima terbatas.
3)      Umpan balik yang diberikan terbatas.
4)      Dilakukan di tempat umum seperti di kelas, auditorium, tempat ibadah.
5)      Dihadiri oleh sejumlah besar orang.
6)      Biasanya telah direncanakan.
7)      Sering bertujuan untuk memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan dan membujuk.
8)      Dari segi ekonomi biaya untuk memproduksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja yang relatif banyak untuk mengelolanya.

F.     Fungsi Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana dalam sebuah bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi, ia merumuskan bahwa setidaknya ada empat fungsi dari komunikasi itu yakni sebagai berikut:
1.      Komunikasi Sosial
            Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi, kita bekerjasama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
2.      Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif sangat erat kaitanya dengan komunikasi sosial. Komunikasi ekspresif dapat dilakukan baik sendirian ataupun kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilkukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyapaikan perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan non verbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah, dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama melalui perilaku non verbal. Sebagai contoh, seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Atau seorang atasan menunjukkan simpatinya kepada bawahanya yang isterinya baru meninggal dengan menepuk bahunya.
3.      Komunikasi Ritual
Erat kaitanya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mula dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, (nyanyian happy birthday dan pemotongan kue), pertunangan (melamar, tukar cincin), siraman, pernikahan (ijab-qabul, sungkem kepada orang tua, sawer, dan sebagainya. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Ritus-ritus lainya seperti berdoa (shalat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran idul fitri, Idul Adha atau natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi  dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka.
4.      Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah prilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau inforasi yang disampaikan akurat dan layak diketahui. Ketika seorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor, pernyataanya dapat membujuk mahasiswa untuk membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang menghibur (to entertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka.[9]

G.    Tujuan Komunikasi Publik
Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi – dimensi Komunikasi Tujuan Komunikasi secara umum adalah sebagai berikut :
1.      Perubahan Sosial Dan Partisipasi Sosial
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya diadakannya sosialisasi oleh Lembaga KPU atau lembaga-lembaga masyarakat anti golput supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada pemilu.
2.      Perubahan Sikap
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan kampanye politik oleh suatu tim sukses calon politikus yang bertujuan mencari simpatik kepada masyarakat agar mau memilih calon pemimpin atau anggota parlemen di pemerintahan  dan hal tersebut dapat mengubah sikap dukungan masyarakat ataupun tidak sama sekali.
3.      Perubahan Pendapat
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan, misalnya diadakannya suatu sosialisasi mengenai program pemerintah atau kebijakan-kebijakan pemerintah dari dinas-dinas kepemerintahan terkait kepada masyarakat. Terutama informasi mengenai kebijakan pemerintah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.
4.      Perubahan Perilaku
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya diadakannya seminar ataupun sosialisasi dari Dinas Kesehatan yang kegiatan tersebut memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat.

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi beliau mempunyai pendapat mengenai tujuan komunikasi publik sebagai berikut :
1.      Memberikan informasi (Public Information) kepada masyarakat. Karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass communication .
2.      Mendidik masyarakat (Publik Education). Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai tatanan komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas, dan sebagainya. Tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang paling efektif adalah melalui kegiatan Komunikasi Interpersonal antara penyuluh dengan anggota masyarakat, antara guru dengan murid, antara pimpinan dengan bawahan, dan antara orang tua dengan anak-anaknya.
3.      Mempengaruhi masyarakat (Publik Persuasion). Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan. Misalnya mempengaruhi masyarakat untuk mendukung suatu pilihan dalam pemilu dapat dilakukan melalui komunikasi massa dalam bentuk kampanye, propaganda, selebaran-selebaran, spanduk dan sebagainya. Tetapi berdasarkan beberapa penelitian kegiatan mempengaruhi masyarakat akan lebih efektif dilakukan melalui Komunikasi Interpersonal.
4.      Menghibur masyarakat (Publik Entertainment). Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni hiburan.

H.      Efek Komunikasi Publik
Dampak komunikasi, selain positif juga mempunyai dampak negatif. Pengelola komunikasi dapat dipastikan tidak berniat untuk menyebarkan dampak negatif kepada khalayaknya. Tentu yang diinginkan adalah pengaruh positif. Apabila terdapat dampak negatif, bisa dikatakan itu sebagai efek samping saja. Namun efek samping itu cukup membahayakan sendi-sendi kehidupan masyarakat banyak.[10]
         Komunikasi harus mempunyai efek menambah pengetahuan, mengubah sikap, dan menggerakkan perilaku kita. Efek yang terjadi pada komunikan tersebut terdapat pada tiga aspek.
a.        Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.
b.      Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya.[11]
Sebagai contoh, setelah kita mendengar atau membaca informasi pelawak kawakan Tessy ditertangkap tangan oleh polisi karena sedang pesta narkoba dan mencoba bunuh diri setelah penggerebekan tersebut, maka dalam diri kita akan muncul perasaan jengkel, iba, kasihan, atau bisa jadi, senang. Perasaan sebel, jengkel atau marah dapat diartikan sebagai perasaan kesal terhadap perbuatan Tessy. Sedangkan perasaan senang adalah perasaan lega dari para pembenci artis dan kehidupan hura-hura yang senang atas tertangkapnya para public figure yang cenderung hidup hura-hura. Adapun rasa iba atau kasihan dapat juga diartikan sebagai keheranan khalayak mengapa dia melakukan perbuatan tersebut.
c.       Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Program acara memasak bersama Rudi Khaeruddin, misalnya, akan menyebabkan para ibu rumah tangga mengikuti resep-resep baru.
I.       Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Komunikasi Publik Agar Efektif
1.      Menganalisa pendengar dan adaptasi, seperti memperhatikan usia, ras, suku, agama, kelas sosial, tingkat pendidikan, dll.
2.      Menetapkan satu tujuan dan satu ide, dengan cara membatasi topik, satu ide besar, makna jelas (tidak menimbulkan interpretasi ganda)
3.      Menyusun argumen,dapat menggunakan daya tarik emosional atau daya tarik sebab akibat.
4.       Gunakan Fakta
5.      Gunakan Alat Bantu Visual
6.      Atasi Rasa Grogi
7.      Dalam menjadi pembicara gunakan bahasa yang dapat di mengerti dan dipahami oleh para pendengar.

J.      Hambatan-Hambatan Dalam Komunikasi Publik
Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal ,yaitu:
1.      Hambatan Internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri
individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika
seorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
2.      Hambatan Eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
Contohnya, suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan
komunikasi tidak berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar
belakang sosial budaya dapat menyebabkan salah pengertian.
Jadi, bisa disimpulkan Hambatan-hambatan dalam komunikasi,khususnya dalam komunikasi publik yaitu :
1.      Hambatan Semantis
Hambatan karena bahasa,kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipergunakan penafsirannya banyak. Hambatan semantis ini dapat diatasi oleh komunikatornya. Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
2.      Hambatan Teknis
Hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis yang digunakan untuk berkomunikasi yang kurang baik. Contohnya gangguan pada sound system,microphone.



3.      Hambatan Lingkungan Fisik (Physical Distractions)
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
4.      Hambatan Biologis
Hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya pancaindra komunikator ataupun komunikan. Misalnya gagu atau tuli
5.      Hambatan Psikologis
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
6.      Hambatan Perbedaan Cara Pandang (Perceptual distorsion)
Dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
7.      Hambatan Tidak Adanya Umpan Balik (No Feed back)
Hambatan tersebut adalah seorang komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari komunikan maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada karyawannya.
8.      Hambatan Perbedaan Kebudayaan (Cultural Differences)
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
K.    Upaya Dalam Mengatasi Hambatan Komunikasi
Ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan komunikasi, antara lain:
1.      Gunakan Umpan Balik (Feedback), setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar.
2.      Pahami Perbedaan Individu Atau Kompleksitas Individu Dengan Baik. Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi.
3.      Gunakan Komunikasi Langsung (Face To Face), Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.
4.      Gunakan Bahasa Yang Sederhana Dan Mudah. Kosa kata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik) karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.
L.     Penyampaian Komunikasi Publik
        Persiapan persentasi yang baik hendaklah diikuti dengan cara penyampaian yang baik sehingga memungkinkan komunikasi itu efektif. Kualitas penyampaian persentasi lisan ditentukan oleh pesan yang sengaja dimaksudkan dan juga oleh pesan yang tidak sengaja disampaikan. Pembicara bertanggung jawab memberikan persentasi yang berharga dan karena itu bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan/informasi secara efektif. Untuk menyampaikan persentasi lisan dengan baik perlu diperhatikan beberapa hal seperti berikut:
1. Kontak Mata                                  
      Kontak mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat membantu si pembicara dalam menjelaskan idenya kepada pendengar. Di samping mempunyai kekuasaan yang membujuk, kontak mata juga membantu untuk menjaga perhatian pendengar. Seorang pembicara yang berhasil haruslah menjaga kontak mata dengan pendengarnya. Untuk mendapatkan hubungan dengan pendengar si pembicara hendaklah menjaga kontak mata langsung dengan pendengar kira-kira 75% dari waktu persentasinya. Kontak mata dengan pendengar membantu si pembicara mengetahui dan memonitor pemdengar dan merupakan balikan bagi si pembicara mengenai pesan yang disampaikan.           
2. Vokalik
      Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta penekana pada kata-kata tertentu perlu diperhatikan dalam penyampaian persentasi lisan. Persentasi lisan yang disampaikan dengan suara yang jelas dan enak didengar dapat memukau pendengar. Tetapi sebaliknya persentasi yang disampaikan dengan suara yang tidak bervariasi, monoton akan membosankan para pendengarnya, sehingga mengurangi perhatian pendengar.
3. Ketepatan
      Kadang-kadang suatu persentasi disampaikan dalam situasi informal atau dalam suasana pendengar rileks, maka penyampaian persentasipun hendaknya disesuaikan dengan situasi tersebut. Begitu juga sebaliknya, bila kondisi formal maka cara penyampaian persentasi juga hendaknya bersifat formal. Di samping mempertimbangkan kondisi dan topik pembicaraan, juga dipertimbangkan apa yang diharapkan si pendengar untuk didengar.
4. Perencanaan
      Kunci strategi yang terbaik adalah perencanaan. Oleh karena itu sebelum penyampaian persentasi, si pembicara terlebih dahulu telah membuat perencanaan yang matang. Pilihan topik pembicaraan yang cocok untuk diberikan pada pendengar dengan berdasarkan analisis pendengar. Persiapkanlah materi yang diperlukan.

M.   Contoh Kegiatan Komunikasi Publik
Diantaranya yaitu :
1.      Seminar
Pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis baik dari sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional.
2.      Persentasi
Adalah suatu kegiatan kegiatan pengajuan suatu topik,pendapat,atau informasi kepada orang lain.
3.      Kampanye
Adalah sebuah tindakan doktrin bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan,usaha kampanye bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan didalam suatu kelompok, kampanye bisa juga dilakukan guna mempengaruhi,menghambat,membelokan pencapaian.
4.      Sosialisasi
Adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari suatu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.


5.      Rapat
Adalah pertemuan atau perkumpulannya minimal 2 orang atau lebih untuk memutuskan suatu tujuan.
6.   Pengajian
Merupakan pendidikan nonformal yang khusus dalam bidang agama.

N.    Komunikasi Publik dalam Organisasi
1.      Pentingnya Komunikasi Publik dalam Organisasi
           Organisasi sebagai sistem terbuka dengan lingkungan luarnya terutama dengan badan-badan  yang berpengaruh kepada kehidupan organisasi itu sendiri. Sekarang kebanyakan organisasi merasa penting untuk mengadakan bagian hubungan masyarakat dalam organisasinya yang menangani khusus masalah promosi, penyiaran pers, kajian-kajian khusus, pertunjukan, dan darmawisata. Kebanyakan organisasi telah menyadari pentingnya komunikasi public ini dan telah mempunyai program-program khusus untuk itu. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya sekarang kita jumpai berbagai media yang digunakan untuk itu seperti brosur, majalah, surat-surat edaran,CCTV dan poster.
2.      Tipe Komunikasi Publik dalam Organisasi
      Bentuk persentasi komunikasi organisasi publik secara garis besarnya dapat dibedakan atas dua kategori, yaitu yang bersifat pemberian informasi dan mencari komitmen (commitment).
1)   Persentasi Yang Bersifat Pemberian Informasi
a.      Persentasi Orientasi
               Persentasi ini sengaja diberikan kepada karyawan-karyawan baru dalam organisasi untuk memperkenalkan mereka dengan lingkungan kerja yang baru. Persentasi ini merupakan satu seri komunikasi tertulis dan lisan yang menyangkut berbagai hal yang perlu diketahui oleh anggota organisasi.
b.   Persentasi Untuk Latihan Pekerjaan Tertentu
              Bila sejumlah anggota organisasi diberi jabatan baru, mereka mesti dilatih untuk pekerjaan itu oleh pelatih, melalui beberapa bentuk komunikasi lisan. Memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu merupakan topik yang paling umum dari persentasi jabatan. Disamping itu juga diberi kesematan untuk berdialog antara pelatih dan yang dilatih.

c.    Laporan Status
             Tiap-tiap subunit organisasi haruslah menyampaikan informasi tentang apa yang mereka lakukan. Ini dilakukan untuk memudahakan dalam pemberian laporan status subunit masing-masing. Laporan status  biasanya mengalir menurut garis komando dalam organisasi.  Tiap-tiap supervisor melaporkan statusnya masing-masing kepada atasanya namun kadang laporan itu mengalir horizontal kepada unit atau subunit bila dirasa perlu. Laporan status kadang disertai memorandum dan laporan produksi. Laporan mungkin diberikan secara teratur dan juga kadang-kadang dapat diberikan secara informal.
d.    Laporan Kepada Dewan Pengurus
Anggota organisasi seringkali diminta untuk memberikan laporan kepada dewan pengurus atau yayasan yang membina organisasi. Kadang-kadang dewan pengurus ini mempunyai otoritas terhadap karyawan yang member persentasi dan kadang-kadang tidak.
e.       Rapat-rapat Umum
             Kadang-kadang pemimpin merasa perlu mengadakan rapat umum beserta seluruh karyawanya. Salah satu kegiatan utama dalam rapat tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada karyawan yang mungkin berkenaan dengan kebijaksanaan umum yang baru atau peraturan baru yang perlu diketahui oleh karyawan, atau mengenai hal lainnya yang perlu diinformasikan secara cepat.

2)   Persentasi Bersifat  Untuk Mencari Komitmen.
            Komunikasi ini dimaksudkan untuk mempengaruhi pendengar melalui informasi yang diberikan. Beberapa tipe dari persentasi ini adalah:
a.      Persentasi Pemasaran
            Tipe yang paling nyata dari persentasi untuk mencari komitmen adalah persentasi yang dilakukan oleh seorang bagian pemasaran yang mencoba meyakinkan orang lain tentang hasil produksi atau pelayanan organisasinya. Atau persentasi yang diberikan oleh seorang pemimpin mengenai rencana baru yang dilakukannya dan mencari pemberian dana untuk itu.
b.      Persentasi Memotivasi
            Bila persentasi yang diberikan untuk mempengaruhi orang agar mau bekerja keras atau meningkatkan produksi maka persentasi itu dimanakan memotivasi. Pesentasi ini dapat langsung diberikan secara tatap muka, dapat juga melalui media tertentu seperti Koran atau brosur.
c.       Persentasi Penerimaan Karyawan Atau Mahasiswa
            Persentasi ini dilakukan secara tertulis yang menjelaskan syarat-syarat diperlukan bagi calon yang dibutuhkan. Di samping itu juga imbalan-imbalan apa yang akan diperoleh bila diterima.
d.      Pendekatan Tim
            Pendekatan ini tidak sama dengan tiga bentuk yang telah dibicarakan di atas. Persentasi ini tidak terbatas pada situasi tertentu. Persetasi ini dibentuk sutu tim yang ahli dalam hal tersebut yang terdiri dari 3 atau 4 orang dan yang akan melakukan persentasi sesuai dengan bidang mereka masing-masing. Tujuan dari persentasi ini adalah untuk membujuk orang atau meyakinkan orang agar mau menerima ide-ide yang disampaikan.
3.      Analisis Pendengaran dan Persiapan Komunikasi Publik
            Berikut ini diberikan langkah-langkah secara garis besar dalam mempersiapkan suatu persentasi komunikasi publik berdasarkan analisis pendengar.
1.      Menentukan Komunikan/Penerima/Pendengar.
Hal yang harus diperhatikan oleh pembicara/komunikator yaitu :
a.       Pembicara harus mengetahui besarnya pendengar dan latar belakang demografis dan psikologi.
b.      Memilih topik yang diduga disukai oleh pendengar. 
c.       Melakukan interview dengan beberapa yang mengetahui keadaan pendengar atau mungkin membaca mengenai perspektif pendengar. Untuk mengetahui informasi yang lebih banyak mengenai pendengar mungkin dapat dilakukan dengan
2.      Mengumpulkan Data Tentang Pendengar. Pembicara/komunikator harus belajar tentang sikap dan karakteristik mereka. Dengan informasi yang diperoleh si pembicara dapat membentuk dugaan atau asumsi.
3. Pembicara/komunikator harus menulis paper posisi yang menjelaskan bagaimana reaksi pendengar menurut pikirannya.
4.  Berdasarkan informasi pada paper posisi pembicara hendaknya membuat garis-garis besar dari pembicaraan.
5. Bila lebih banyak informasi yang tersedia si pembicara hendaknya terus-menerus merevisi garis besar dari pembicaraan. Sifat fleksibel merupakan kunci dari proses perencanaan. Kapan saja pembicara menemukan efektivitas pembicaraannya hendaknya dilakukan perubahan.


[1]John. R. Wenburg dan Wiliam W. Wilmot, The Personal Communication Process (New York: John Wiley and Sons, 1973), hlm. 47-49
[2]Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 146
[3]Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 146
[4]Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia “Dinamika Islam Politik Pasca-Orde Baru” (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 37
[5]Mulyana, (2000), hlm. 75
[6]Effendy, (1994), hlm. 21
[7]Fajar, (2008), hlm. 225
[8]Effendy, (2005), hlm. 22-25
[9]Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 5-34
[10]Ibid., hlm. 31
[11]Karlinah, Komunikasi Massa, (Jakarta: Penerbitan UT, 1999), hlm. 9